Karya:
Wawan Susetya, Pengantar, Emha Ainun Nadjib
Ukuran Buku : 14,5 x 21 cm
Tebal: xvi + 192
Halaman
Isi Ilmu Hastha Brata adalah peneladanan
terhadap 8 (delapan) anasir alam berikut gambaran “dewa’-nya. Jika ditelaah
lebih jauh, Ilmu Hastha Brata mengandung dua makna penting. Pertama, keteladanan seorang pemimpin
yang adil dan bijaksana sehingga namanya harum di mata rakyat. Kedua, dengan meneladani delapan
perwatakan alam mengantarkan seorang pemimpin pada pendalaman wilayah
spiritual-religius. Sebab, alam semesta itu sebenarnya merupakan ayat-ayat
Tuhan yang tersirat, mengiringi kitab suci yang merupakan ayat Tuhan yang
tersurat. Keduanya tidak bertabrakan, melainkan berjalan secara selaras dan
harmonis.
Sedang Ilmu Sastra Jendra Hayuningrat
adalah ilmu atau pengetahuian ghaib tentang rahasia seluruh alam semesta
beserta perkembangannya. Adapun gambaran orang yang telah mendapatkan Ilmu
Sastra Jendra Hayuningrat tersebut, yakni seperti peristiwa yang dialami
Kanjeng Nabi Muhammad Saw ketika mendapatkan wahyu (Al Qur’an) pertama kali di
Gua Hira melalui Malaikat Jibril. Wahyu yang diterima Nabi Muhammad tersebut
merupakan wahyu samawi (agama langit), yakni wahyu dari Allah Swt sebagaimana
yang diterima nabi atau rasul Allah lainnya seperti Nabi Daud (Kitab Zabur),
Nabi Musa (Kitab Taurat) dan Nabi Isa (Kitab Injil).
Dalam khazah keilmuan Jawa, ada tujuh
tahap latihan untuk sampai pada tercapainya tujuan sastra jendra tersebut.
Yaitu : tapaning jasad, tapaning budi,
tapaning hawa nafsu, tapaning cipta, tapaning sukma, tapaning cahya, dan
tapaning gesang. Dan dalam tasawuf, tahapan-tahapan mencapai tujuan di atas
dikenal dengan sebutan. “Maqam Tujuh”, yaitu : tobat, wara’, zuhud, faqir, sabar, tawakkal, dan ridho.
Penulis buku ini
mengurai ilmu makrifat yang terkandung dalam berbagai khazanah dunia
pewayangan. Melalui “pembongkaran” makna filosofis dan simbolisasi perwatakan
dari khazanah pewayangan, penulis buku ini hendak mengantarkan pembaca pada
tahap lanjut perjalanan spiritual. Itulah tugas yang selama ini diembannya
sebagai dalang, ‘tukang’ ngudal pamulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar