Kisah dalam novel ini dibuat oleh Albert
Camus berdasarkan kisah nyata yang terjadi di Rusia pada bulan Februari tahun
1905. Sebuah kisah tentang pergulatan batin para teroris yang begitu mendalam
pada tokoh-tokohnya, sehingga kita bisa membandingkan tindakan terror yang
dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam karya ini dengan kelompok teroris sekarang
ini. Bahwa terror yang dilakukan oleh emreka yang dituturkan oleh Albert Camus
dalam novel ini mempunyai sasaran yang terpilih, biasanya kalangan atas dan
atau pemimpin politik atau kepala Negara. Sementara sekarang ini warga sipil pun
telah dimasukkan dalam target penyerangan oleh kelompok dan Negara adidaya
berperilaku teroris.
Pembaca akan menemukan pergulatan hebat
di antara anggota teroris dalam novel ini ketika Kaliayev, salah satu tokoh
yang diberi peran protagonist oleh pengarangnya menolak untuk melemparkan bom
pada anak-anak. Di dalamnya Camus ingin menunjukkan bahwa tidak ada tindakan
yang tanpa batas. Tindakan baru dikatakan adil dan benar kalau ia mengakui
batasan-batasan, kalau melewatinya harus menerima kematian.
Dalam kisah ini, Camus juga memunculkan
sebuah ironi. Dengan menarik, ia tunjukkan munculnya kontradiksi-kontradiksi
dalam diri para teroris, justri ketika mereka bercita-cita hendak
menghancurkan segala kontradiksi yang ada
di masyarakat. Dengan berbagai konflik yang mudah dicerna, pembaca disuguhi
alur konflik yang mengantar sang tokoh ke tiang gantungan.
Novel ini sebenarnya adalah saduran dari
drama karya Albert Camus yang berjudul “Les Justes” yang diterbitkan tahun
1947. Kami sengaja menyadurnya ke dalam bentuk novel dengan asumsi bahwa bentuk
karya novel akan lebih memudahkan pembaca dalam karyanya ini. Selain juga kami
beranggapan bahwa bentuk karya sastra drama belum begitu familiar untuk
dikonsumsi public. Apakah memang benar seperti itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar