Kamis, 26 Februari 2015

IDEOLOGI TANPA AKHIR


IDEOLOGI TANPA AKHIR

Karya                : David Mc Lelland
Ukuran Buku   : 14,5  x  21 cm
Tebal                 : viii + 188 Halaman


Dalam kurun dua abad itu, ada dua kecenderungan pengertian ideology: pertamia, aliran yang diwakili de Tracy sebagai pencipta istilah ini beserta para pembela rasionalisme lain. Yang jadi titik tekannya adalah karakteristik konsensus masyarakat serta penjelasan kontemplatif terhadap kebenaran. Kebenaran adalah kebenaran yang berkorespondensi dengan kenyataan. Melalui pengamatan dan penalaran serta penggunaan metode ilmu sosial yang tidak dibedakan dari ilmu alam, setiap orang pasti bisa memiliki pengetahuan yang tepat. Aliran kedua berakar dalam tradisi idealisme Jerman, mulai dari Hegel dan Marx, Horkheimer dan terus sampai ke Habermas. Aliran ini menekankan proses penciptaan kebenaran itu sendiri, bukan pada pengamatannya. Masyarakat lebih dilihat sebagai entitas yang  berubah, yang dipecah belah oleh konflik kemudian disatukan kembali oleh konsensus. Karena para pengikut pandangan ini lebih cenderung menggunakan teori kebenaran koherensi, maka persoalan sosial diyakini tidak dapat diurai menggunakan metode ilmu alam.
Buku ini berupaya mengurai dengan detail kedua kecenderungan di atas, kecenderungan yang kemudian melahirkan dikotomi antara ideologi dan sains. Ada kalangan yang menganggap ideologi pada akhirnya dapat digantikan oleh sains sebagai penentu kebenaran, sementara kalangan lain justru menganggap ideologi tak akan pernah tergantikan oleh sains, sebab kebenaran sesungguhnya adalah bentukan, dan setiap bentukan memerlukan landasan. Landasan ini hanya bisa disediakan oleh ideologi yang lahir setelah/dari konsensus paska konflik.

Kendati belakangan sering terdengar suara yang mengumumkan “kematian ideology”, namun buku ini meyakini ideologi akan tetap bertahan, sebab ia tetap akan jadi salah satu aspek dari setiap sistem tanda dan symbol yang terlibat dalam distribusi asimetris antara kekuasaan dan sumber daya. Dan sistem manakah di dunia ini yang tidak seperti ini?

Selasa, 10 Februari 2015

MERAWAT DAN MENYEMBUHKAN HIPERTENSI PENYAKIT TEKANAN DARAH TINGGI



MERAWAT DAN MENYEMBUHKAN HIPERTENSI PENYAKIT TEKANAN DARAH TINGGI

Pengantar         : A. Martuti  
Ukuran Buku   : 12  x  19,5 cm
Tebal                 : xii + 136 Halaman


HIPERTENSI atau penyakit tekanan darah tinggi adalah penyakit yang banyak sekali diderita oleh masyarakat Indonesia. Tidak hanya menjangkiti masyarakat dari kalangan kelas atas, ia juga menjangkiti masyarakat kelas bawah. Tak jarang, karena perawatan dan cara pengobatan yang salah, penyakit ini mendatangkan kematian.

Penderita penyakit tekanan darah tinggi memerlukan perawatan yang tepat. Sayangnya, tidak banyak petunjuk yang bisa dijadikan pedoman bagi penderita atau keluarganya untuk melakukan perawatan yang baik dan benar. Bisaanya, penderita atau keluarganya baru ke dokter dan menerima petunjuk sang dokter setelah penderita sudah dalam tahapan yang sulit tertangani.

Buku ini dirancang untuk memberikan pedoman perawatan dan cara pengobatan secara mandiri bagi penderita atau keluarganya secara mudah. Melalui bahasa yang disederhanakan, buku ini diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.

Jalaluddin Rumi : Kearifan Cinta (Renungan Sufistik Sehari-hari Kutipan Fihi Ma Fihi)



Jalaluddin Rumi : Kearifan Cinta
(Renungan Sufistik Sehari-hari Kutipan Fikinag Fiki)

Pengantar         : Dr. Abdul MUnir Mullham
Ukuran Buku   : 12  x  19,5 cm
Tebal                 : xxvi + 202 Halaman


Cinta dalam terminology Rumi, menyembuhkan kebanggaan dan kesombongan, serta obat bagi seluruh kelemahan diri.
R.A. NICHOLSON

Ketika dunia peradaban manusia yang kini mulai memasuki tahapan global dan terperangkap pada materialism dengan segala bentuk kebaruannya, jalan sufi itu menjadi penting untuk dipertimbangkan.

Suatu jalan sufi yang mungkin bisa membawa pembebasan peradaban dunia yang serba penuh kerakusan, ketidakjujuran, dan penindasan satu atas yang lain. Namun penting disadari bahwa jalan sufi bukanlah jalan yang anti segala hubungan bendawi, melainkan sebuah jalan pembebasan….
Sebagian dari sekian banyak karya-karya Rumi itu kini hadir kehadapan pembaca melalui buku suntuingan terjemahan ini.

Selamat membaca dan menikmati kehalusan, kesyahduan sekaligus keperkasaan cinta yang jauh melampaui segala batas cinta keduniaan.
DR. ABDUL MUNIR MULKHAN

Buku ini mengemas Fihi ma Fihi Rumi menjadi renungan sunfistik sehari-hari. Hendak mengisi ruangan jiwa manusia yang sekian lama kering oleh peradaban yang dibangun dengan kedangkalan nilai.

Jalaluddin Rumi : Kisah Keajaiban Cinta (Renungan Sufistik Mutiara Diwan-I Syams-I Tabriz)



Jalaluddin Rumi : Kisah Keajaiban Cinta
(Renungan Sufistik Mutiara Diwan-I Syams-I Tabriz)

Prolog               : KHA Mudjab Mahaei
Epilog                : Prof. Dr. Simah
Ukuran Buku   : 12  x  19,5 cm
Tebal                 : xxvi + 246 Halaman


Diwan adalah pantulan dari kilauan cahaya kehidupan Spiritual Rumi. Setiap puisinya merupakan gambaran simbolis kondisi sufistik yang dialami dalam mencapai jalan menuju Tuhan.
(William C. Chittik)

Diwan berisi sejumlah sajak-sajak yang sangat indah dan dalam. Ia melukiskan peranan guru spiritual dan hubungan guru-murid dalam sufi.
*Sayyid Husein Nasr)

Hubungan Rumi dengan sahabat yang sekaligus gurunya Syams-al Dien at-Tabriz adalah kisah Keajaiban Cinta yang melahirkan ungkapan-ungkapan kearifan sufistik. Ia menggambarkan jalan pencapaian Tuhan dan kearifan hidup dalam keindahan puitis yang tak terkira. Maka rasakan indahnya cinta dan kearifannya. Nikmatilah sentuhannya.

Buku ini mengemas Diwan-i Syamsi-i Tabriz dalam bentuk Renungan Sufistik. Hendak menebus zaman yang beku oleh kuasa materialism Dir’aun. Buku ini menawarkan tongkat kearifan Musa untuk meluluhlantakkan kedzaliman, baik dalam diri maupun di luarnya.

JALALUDDIN RUMI : KADO BAGI PENJUANG CINTA (Renungan Sufistik Mutiara Jalan Cinta)



JALALUDDIN RUMI : KADO BAGI PENJUANG CINTA
(Renungan Sufistik Mutiara Jalan Cinta)

Karya                 : A. Zaenurrosyid
Pengantar          : Ashad Kusuma Djaya
Ukuran Buku    : 12  x  19,5 cm
Tebal                  : xxxii + 212 Halaman

ADA empat tahap kependekaran cinta. Pertama, tahap penguasaan alat, dimana seorang pendekar mengenal cinta hanya terbatas pada suatu wilayah banugnan cinta. Kedua, tahapan penguasaan metode dimana sang pendekar sudah tidak terbatasi pada suatu wilayah cinta. Sehingga di setiap tempat, ia bisa leluasa untuk menebar cinta.
Adapun yang ketiga adalah tahapan penguasaan tujuan. Dalam tahap ini tahulah ia, bahwa bangunan tempat bercinta para hamba itu adalah dirinya sendiri. Karena itu ia hanya perlu menemukan kekasih sejatinya yang bersedia tinggal di kedalaman jiwa. Dan tahap keempat adalah tahap kependekaran sejati. Dalam tahap ini sang pendekar cinta sudah tidak perlu berbuat, berkata-kata, dan bahkan mendengarkan segala keluh-kesah dunia ini. Baginya, Cintanyalah yang menjalankannya segala aktivitasnya. Ia telah menjadi kekasih cinta, dimana tangannya adalah tangan Cinta, kakinya adalah kaki Cinta, matanya adalah mata Cinta dan telinganya adalah telinga Cinta. Ya, “semua bergerak karena Cinta”, kata Jalauddin Rumi.
Buku ini menajak pembaca untuk menjadi pejuang-pejuang cinta dengan  belajar dari para pendekar cinta. Melalui kutipan karya-karya Jalaluddin Rumi, pembaca diajak menelusuri pengembaraan sufistik Jalaluddin Rumi dalam mengelola hati. Jika pembaca bisa menyimak secara utuh isi buku ini, pintu gerbang surgawi terbuka luas menjadi ujung jalan cinta.

GAGAL JADI PNS JADI BOS



GAGAL JADI PNS JADI BOS

Karya                 : Rus Dharmawan
Ukuran Buku    : 14,5  x  21 cm
Tebal                  : xxiv + 21 Halaman

Banyak kasus yang ditemui, orang gagal jadi PNS lanas jadi stress. Tapi dari pengalamannya, penulis bisa menunjukkan bahwa gagal jadi PNS itu bisa jadi jalan untuk menjadi …..BOS!!!!
Menjadi PNS itu terjamin hari tuanya karena memiliki pension. Namun jika jadi BOS, tidak hanya ia yang mendapat pension. Anak cucunya juga turut terjamin masa depannya.
Masyarakat sekitar justru juga bisa merasakan manfaat karena tersedia lapangan kerja di perusahaannya. Apa yang dimiliki juga bisa dimanfaatkan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Produksi yang dihasilkan pun bisa bermanfaat bagi para pemakainya.
Lalu, bagaimana caranya? Tulisan ini tidak hanya menawarkan opini. Tapi pengembaraan Penuh inspirasi.