Selasa, 18 September 2018

MITOLOGI (Cetak Ulang)

Penulis: Roland Barthes
Penerjemah: Inyak Ridwan M
Tebal: XVI + 244
Ukuran: 14.5 x 21
Harga: 65.000



DI DALAM sinetron-sinetron, tokoh berkacamata diasosiasikan dengan orang yang jenius tapi lugu, lebih banyak hidup dengan buku tapi sering kerepotan menjalani pergaulan di dunia nyata sehari-hari, mampu menjawab soal ujian dengan baik tapi gugup setengah mati ketika dibawa ke tempat hiburan malam. Di sini kacamata menandakan kelebihan.
     Namun jika dipikir-pikir benar arti dasar dari kacamata, sebetulnya benda ini lebih berkaitan dengan cacat indera penglihatan yang tidak cuma disebabkan keseringan membaca buku. Di sini kacamata adalah tanda dari kekurangan.
     Sebagai sebuah tanda (sign)  di semesta bahasa, pengertian kacamata adalah alat bantu bagi orang yang penglihatannya sudah cacat. Sebagai sebuah penandaan (signification) di semesta mitos, pengertian itu dibelokkan dan dinaturalkan menjadi lambang kecerdasan. Mitos memaksa orang untuk menerima makna kacamata yang sudah dibelokkan ini sebagai sesuatu yang memang seharusnya begitu. Manakala kacamata diterima sebagai sesuatu yang hanya menandakan kejeniusan, saat itulah kacamata telah dimitoskan.
     Di atas adalah salah satu ilustrasi dari tiga cara membaca mitos yang dikemukakan Roland Barthes di buku ini. Lebih sekadar memaparkan cara-cara membaca mitos secara semiologis, dia juga mendedahkan contoh-contoh mitos yang bertebaran di tengah kehidupan modern abad 20. Bertolak dari kasus-kasus faktual dan diakhiridengan penjelasan teoritis dalam melihat mitos, Roland Barthes secara padat dan singkat menyatakan mitos sebagai sebuah tipe wicara, dan oleh karena itu mitos sebenarnya adalah salah satu dari sekian banyak cara menyampaikan pesan.
     Karya ini terjadi buku standar studi semiologi karena dia tidak berpretensi menentukan mana mitos yang "baik dan benar" dan mana yang tidak, akan tetapi menjelaskan bagaimana cara kerja mitos itu sendiri sebagai sesuatu yang netral. Dan yang lebih penting lagi, dia menjelaskan apa saja yang dapat jadi mitos dan kenapa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar