![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs4nOb9YtilX1sNnzTCHa1IcgDNXKs6Ov2r1oBJ7popxv4FyiBFA-df2lNAFweMHMxDN2pLtBzzMzLLBpHtLi6pIJVDFJxbTsreEsYUaZ7oFRJHB2ApZys6IAf7mMuO23A6-pCPJqiKN0/s200/ctk.jpg)
TEORI KRITIS JÜRGEN HABERMAS Penulis : Thomas McCarthy
Tebal : xiv + 554
Ukuran Buku : 15.5 x 24 cm
Harga : Rp 120.000,-
Jurgen Habermas ingin agar suatu teori tidak hanya sekadar menjelaskan hal-ikhwal sedemikian rupa. Juga, menurut Habermas, seorang teoritis seharusnya tidak sekadar merenung di perpustakaan lalu memberi saran penyelesaian masalah lewat publikasi tulisan. Hal terpenting yang luput dari cara seperti itu, menurut dia, adalah sisi praxis kehidupan.
Sayangnya, bagi Habermas, ilmu pengetahuan beserta teori-teorinya sudah terlanjur berada di menara gading dan ketika dilibatkan dalam praktik kehidupan sehari-hari, manusia malah terkurung oleh belitan rasionalitas yang menjadi landasan teori-teori tersebut. Mereka dibius oleh sebuah daya yang menempatkan tujuan di atas segala-galanya dan dibikin percaya bahwa yang mesti diusahakan adalah sarana dan cara mencapai yang seampuh-ampuhnya. Dan itu bernama rasionalitas bertujuan, ibu kandung dari teknologi yang sifatnya ideologis. Memprihatinkan memang, dan itulah sebabnya Habermas mengidealkan suatu kondisi di mana manusia tak saling sikut dan gencet demi kepentingan dan tujuan instrumental masing-masing. Dia membayangkan masyarakat komunikatif tempat perbedaan kepentingan dibicarakan lewat cara-cara yang elegan dan tak menutup ruang gerak masing-masing pihak. Itu semua bisa berlangsung di ruang publik yang terbuka dan steril dari tekanan ideologi yang hanya meniupkan angin surga.
Agar kondisi itu terwujud, Habermas memeriksa syarat kemungkinan bagi sebuah teori yang merangkul sisi praxis, dia tidak mau teori tersebut mengandung ideologi yang memukau manusia, dan yang paling penting, teori tersebut mesti mengkritisi dirinya terlebih dahulu sebelum mengarahkan pisau analisanya kepada objek. Tidakkah pendapat ini dilandaskan Habermas pada suatu sikap kritis, dan Teori Kritis yang diajukannya adalah teori yang selalu ingin mawasdiri?
Buku ini ingin menunjukkan secara detail bahwa memang demikianlah Habermas dengan teori kritisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar