Penulis: Chris
Barker
Tebal: xxvi +
470
Ukuran Buku:
155 240 cm
Harga : 90.000
Meski
studi tentang kebudayaan telah berlangsung di berbagai disiplin akademis
–sosiologi, antropologi, sastra, dll– dan meliputi konteks ruang geografis
maupun institusional, namun ia bukanlah cultural studies. Cultural studies adalah suatu
arena interdisipliner di mana perspektif dari disiplin yang berlainan secara
selektif dapat diambil dalam rangka menguji hubungan antara kebudayaan dan
kekuasaan, kebutuhan akan perubahan dan representasi atas
kelompok-kelompok sosial yang terpinggirkan, khususnya kelas, gender dan ras
(namun juga termasuk umur, kecacatan, nasionalitas, dll). Dengan demikian,
cultural studies adalah satu teori yang dibangun oleh para pemikir yang
memandang produksi pengetahuan teoretis sebagai praktik politik. Di sini,
pengetahuan tidak pernah menjadi fenomena netral atau objektif, melainkan soal
posisionalitas, soal dari mana orang berbicara, kepada siapa dan untuk tujuan
apa.
Cultural
studies tidak bisa membicarakan satu mazhab teori saja, dan ia tidak cukup
dibicarakan hanya oleh satu mazhab. Terlebih lagi subjek kajiannya melintasi
benua, negara, suku bangsa, golongan, kelas, kelompok, umur, jenis kelamin,
ideologi, kekuasaan dll., melintasi ruang-waktu dan fenomena-fenomena budaya
lainnya yang mungkin sangat spesifik di suatu wilayah dan atau berlaku pada
kurun waktu tertentu saja. Subjek-subjek ini sudah sejak lama menjadi wilayah
disiplin ilmu-ilmu lain. Oleh karena itu cultural studies selalu merupakan
bidang penelitian yang multi- dan post-disipliner.
Arena
institusional utama bagi cultural studies adalah perguruan tinggi, dan dengan
demikian cultural studies menjadi seperti disiplin akademis lain. Namun, dia
mencoba membangun hubungan di luar institusi akademis, seperti dengan gerakan sosial
dan gerakan politik, para pekerja dalam institusi-institusi budaya, dan manajemen
budaya. Dalam buku ini dibahas berbagai fenomena budaya kontemporer seperti
budaya televisi, sinetron, politisasi atas berita dunia, gaya rock, gaya punk,
musik rap, musik pop, kerusuhan di kota-kota besar, budaya dan perilaku para
imigran, pemusatan kepemilikan media, isu gender, globalisasi,
multikulturalisme, dsb.
Ide yang
paling berpengaruh dalam cultural studies, antara lain Marxisme, kulturalisme, strukturalisme, pascastrukturalisme, psikoanalisis dan politik perbedaan (termasuk feminisme, teori ras, etnisitas dan teori
pascakolonialisme).
Buku
ini banyak mengetengahkan karya cultural studies yang tengah berkembang di
Inggris, Amerika Serikat, Eropa Kontinental dan Australia, serta sedikit
cultural studies yang berkembang di Asia, Afrika dan Amerika Latin, dengan
eksplorasi teori dan referensi yang sangat kaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar