Selasa, 17 November 2015

TAN MALAKA DAN TUHAN (Menuju Gagasan Post-Madilog)



TAN MALAKA DAN TUHAN
Menuju Gagasan Post-Madilog
Karya: Ki. H. Ashad Kusuma Djaya
Pengantar: DR Suprojo Tamtomo
Ukuran: 12 x 19,5 cm
Harga Rp 40.000


Pemikiran Post-Madilog yang dikembangkan penulis menjadi semacam dasar bagi teori sosial berketuhanan yang Maha Esa dan merupakan gagasan besar yang sekarang ini hampir sulit ditemukan muncul dari civitas akademika di kampus-kampus nusantara. Semoga pemikiran demikian selalu tumbuh dan menjadi kekayaan bangsa Indonesia. 
DR Suprojo Tamtomo
Direktur Pusat Studi Pergerakan Nasional




Kita bisa berprasangka baik bahwa pada prinsipnya cara Tan Malaka mencari Tuhan sama dengan Nabi Ibrahim, hanya saja yang dikemukakannya baru sampai pada cara pandang materialisme, belum post-materialisme. Pemahamannya tentang Tuhan baru sampai bintang, bulan, dan matahari, dalam logika yang “lebih besar” itu yang dijadikan Tuhan. Konsepsi ketuhanan yang disodorkan Tan Malaka belum melihat tenggelamnya matahari sehingga belum bisa menemukan wisdom “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada yang menciptakan langit dan bumi”. Tan Malaka belum melihat bubarnya Uni Soviet dan berubahnya ekonomi China menjadi kapitalistik, sehingga ia masih percaya komunisme sebagai pilihan politiknya.
Logika post-materialisme menjadikan materi sekedar sebagai alat untuk mencapai hakikat “yang menciptakannya”. Dalam politik ekonomi, logika post-materialisme itu menjadikan materi sebagai alat untuk menciptakan keadilan sebagai salah satu wujud dari sifat adil Tuhan. Dengan demikian post-materialisme tidak mengenal kelas yang ditentukan oleh penguasaan modal seperti pembagian kelas borjuis dan proletar. Namun yang dikenal dalam logika post-materialisme adalah golongan dzalim dan adil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar