Minggu, 20 Juli 2014

Antropologi Struktural

ANTROPOLOGI STRUKTURAL
Konsep               : Claude Levi Strauss
Ukuran Buku    : 15,5 x 24 cm
Tebal                  : xii + 548 Halaman
Harga                 : 80.000,-

“Tentu saja Levi-Strauss bukan orang pertama atapun satu-satunya orang yang memberi tekanan pada karakter struktural fenomena-fenomena sosial, namun orisinalitasnya adalah karena memberi perhatian yang serius atas hal itu dan dengan teguh mengambil segala konsekuensi darinya,” (hlm. V) tulis Jean Pouillon dalam satu studi mutakhirnya untuk menggambarkan sosok pemikir Prancis yang begitu kondang dalam disiplin antropologi ini.
Keseriusan itu dapat dilihat dalam studi-studi mendalamnya tentang kehidupan “masyarakat liar” dari berbagai belahan dunia, mulai dari tata cara perkawinan, system kekerabatan, mata pencaharian, hierarki kekuasaan, kepercayaan dan mitos-mitos mereka. Dari studi-studi mendetail inilah dia kemudian membuktikan sekaligus memperluas cakupan analisis truktural yang sebelumnya dikembangkan de Saussure dalam bidang linguistik. Levi-Strauss memang konsisten dengan analisisnya, sehingga dari kenyataan bahwa struktur yang melandasi kehidupan masyarakat sesungguhnya adalah hukum-hukum baku yang dipatuhi secara tak sasar persis sebagaimana konvensi-konvensi yang melandasi bahasa, dia tidak ragu untuk menyimpulkan dalam buku The Savage Mind bahwa psike manusia merupakan sebagian dari kosmos atau realitas material yang fungsinya tidak lain daripada mencerminkan kosmos itu sendiri.
Buku Antropologi Struktural ini berisi kumpulan tulisan Levi-Strauss yang mewakili beberapa inti pemikirannya. Sebagai panduan untuk menyusuri pemikirannya di dunia antropologi, pertama-tama dia memaparkan hubungan sejarah dengan antropologi yang melahirkan konsep dualistis antara diakronis dan singkronis. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan hubungan bahasa dengan kekerabatan yang menyediakan kerangka teoretis bagi analisis struktural. Bagaimana kerangka ini diterapkan ketika menganalisis organisasi-organisasi sosial, agama dan kepercayaan serta seni dapat dilihat dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya. Sebagai penutup, dalam buku ini Levi-Strauss mengemukakan dengan terus-terang beberapa persoalan metodologi dalam analisis structural dan bagaimana cara mengajarkannya.
Kebhinekaan budaya membuat pemikiran strukturalis Levi-Strauss sangat relevan untuk diapresiasi dan dijadikan bahan pertimbangan, sebab dengan analisis structural, barangkali berbagai persoalan cultural yang muncul akibat keragaman dapat dipetakan dengan lebih jelas. Karena semua orang pun juga sudah tahu kalau pemetaan persoaan kurang terang, penantian terhadap solusi yang paling layak akan semakin panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar