Rabu, 19 September 2018

Claude Lévy-Strauss Masa Strukturalisme dan Untuk Antropologi Umum (Buku Baru)


Claude Lévy-Strauss 
Masa Strukturalisme dan untuk Antropologi Umum
Penulis: BERNADETTE BUCHER DKK
Penerjemah:  NINIK ROCHANI MOEBIN
Tebal:  XVIII + 370
Ukuran:  14.5 x 21
Harga: 85.000



Buku ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama terdiri dari enam bab, yaitu: “Totemisme: Istilah dan Benda-bendanya” ditulis oleh Alfred Adler;  “Struktur, Transformasi Dan Morfogenesis Atau Strukturalisme Yang Diilustrasikan Oleh Pascal dan Poussin” ditulis oleh Lucien Scubla; Claude lévi-Strauss Dan Si Kelinci Kanada” ditulis oleh Ėric Schwimmer; “Tao-nya Antropologi: Analisa Struktural Dan Sana-sininya ‘Strukturalisme’” ditulis oleh Bernadette Bucher; “Disolusi Sugjek Dalam ‘Final’nya ‘Manusia Telanjang ‘ ditulis oleh Frederic Keck; dan “Dari Mitos Ke Cerita Dari Sisi Kisah Tentang Lynx” ditulis oleh 
Nicole Belmont.

Bagian kedua, Untuk Antropologi Umum, terdiri dari tujuh bab: “Pestanya Orang Lain” ditulis oleh Michel Cartry; “Dua Sifat Dasar Lévi-Strauss” ditulis oleh Philippe Descola; “Identitas Atau Sarang Virtual” ditulis oleh Gérard Lenclud; “Pandangan Dari Jauh: Lévi-Strauss Dan Sejarah” ditulis oleh François Hartog; “Pengaruh Kuat Refleksi Lévi-Strauss Dan Masalah Relativisme” ditulis oleh Denis Kambouchner; “Jalan Ketidaksadaran” ditulis oleh Boris Weisman; dan “Pemikiran Yang Diobjektifkan” yang ditulis oleh 
Klaus Hamberger.  





Selasa, 18 September 2018

MITOLOGI (Cetak Ulang)

Penulis: Roland Barthes
Penerjemah: Inyak Ridwan M
Tebal: XVI + 244
Ukuran: 14.5 x 21
Harga: 65.000



DI DALAM sinetron-sinetron, tokoh berkacamata diasosiasikan dengan orang yang jenius tapi lugu, lebih banyak hidup dengan buku tapi sering kerepotan menjalani pergaulan di dunia nyata sehari-hari, mampu menjawab soal ujian dengan baik tapi gugup setengah mati ketika dibawa ke tempat hiburan malam. Di sini kacamata menandakan kelebihan.
     Namun jika dipikir-pikir benar arti dasar dari kacamata, sebetulnya benda ini lebih berkaitan dengan cacat indera penglihatan yang tidak cuma disebabkan keseringan membaca buku. Di sini kacamata adalah tanda dari kekurangan.
     Sebagai sebuah tanda (sign)  di semesta bahasa, pengertian kacamata adalah alat bantu bagi orang yang penglihatannya sudah cacat. Sebagai sebuah penandaan (signification) di semesta mitos, pengertian itu dibelokkan dan dinaturalkan menjadi lambang kecerdasan. Mitos memaksa orang untuk menerima makna kacamata yang sudah dibelokkan ini sebagai sesuatu yang memang seharusnya begitu. Manakala kacamata diterima sebagai sesuatu yang hanya menandakan kejeniusan, saat itulah kacamata telah dimitoskan.
     Di atas adalah salah satu ilustrasi dari tiga cara membaca mitos yang dikemukakan Roland Barthes di buku ini. Lebih sekadar memaparkan cara-cara membaca mitos secara semiologis, dia juga mendedahkan contoh-contoh mitos yang bertebaran di tengah kehidupan modern abad 20. Bertolak dari kasus-kasus faktual dan diakhiridengan penjelasan teoritis dalam melihat mitos, Roland Barthes secara padat dan singkat menyatakan mitos sebagai sebuah tipe wicara, dan oleh karena itu mitos sebenarnya adalah salah satu dari sekian banyak cara menyampaikan pesan.
     Karya ini terjadi buku standar studi semiologi karena dia tidak berpretensi menentukan mana mitos yang "baik dan benar" dan mana yang tidak, akan tetapi menjelaskan bagaimana cara kerja mitos itu sendiri sebagai sesuatu yang netral. Dan yang lebih penting lagi, dia menjelaskan apa saja yang dapat jadi mitos dan kenapa.