Rabu, 22 Maret 2017

TEORI SEMIOTIKA (Cetak Ulang)

Tebal.               : x + 530
Ukuran Buku : 15.5 x 24 cm
Harga.             : 110.000
Penulis.           : Umberto Eco







       Buku ini bermaksud menggali kemungkinan teoretis suatu pendekatan terpadu terhadap setiap fenomena signifikasi dan/atau komunikasi yang berlangsung antarmanusia. Lebih penting lagi, dia juga ingin menelisik fungsi-fungsi sosial seperti apa yang bisa dimainkan pendekatan tersebut.        
       Ketika manusia tak bisa lepas dari jejaring tanda, yang diperlukan bukan hanya sekadar kemampuan untuk memahami, karena pemahamannya yang tidak didasarkan pada pemetaan sistem dan cara kerja hubungan kode-kode yang melandasi setiap fungsi-tanda akan tersasar ketengah labirin pemahaman subjektif.     
       Itulah sebabnya mengapa setelah membahas teori kode, buku ini menjelaskan teori produksi-tanda yang menyoroti berbagai fenomena semisal pemakaian bahasa sehari-hari, evolusi kode, komunikasi estetis, berbagai jenis perilaku komunikasi interaktif, pemakaian tanda untuk menyebutkan suatu benda atau keadaan, sampai dwngan rahasia semiotis yang ada dibalik ideologi.

      Teori kode dan teori Produksi-tanda inilah yang menjadi unsur utama pendekatan terpadu yang akan ditawarkan buku Teori Semiotika karya Umberto Eco kepada Anda.

Kamis, 16 Maret 2017

Konsekuensi-konsekuensi Modernitas (cetak ulang)

Tebal                : xii + 248
Ukuran Buku.  : 14.5 x 21 cm
Harga               : 55.000
Penulis.            : Anthony Giddens








Melalui buku ini Anthony Giddens mengkaji seluk beluk modernitas dan konsekuen-konsekuensinya. Dalam masyarakat industrial, namun pada batas-batas tertentu di dunia ini secara keseluruhan, kita telah memasuki satu modernitas tingkat tinggi, yang terlepas dari ikatan terhadap keyakinan akan tradisi dan terhadap yang telah lama dikenal dengan "titik pengamatan" (baik bagi yang berada "di luat" maupun "di dalam" dan bagi yang lain)-dominasi Barat. Meski penemunya berusaha menemukan kepastian untuk menggantikan dogma-dogma yang telah ada sebelumnya, namun modernitas secara efektif melibatkan institusional keraguan. Semua klaim pengetahuan, pada zaman modern, pada dasarnya bersifat sirkuler, meski "sirkuralitas" ini memiliki konotasi berbeda dalam ilmu alam bila dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial.


Menurut Giddens, modernitas sebenarnya bberorientasi ke masa depan, sehingga "masa depan" memiliki status sebagai model yang kontrafaktual. Meskipun ada alasan lain mengapa hal itu dilakukan.ini adalah satu faktor  yang dijadikannya landasan untuk meletakkan realisme utopis. Antisipasi masa depan menjadi bagian dari masa kini, sehingga terpulang kepada bagaimana masa depan sebenarnya berkembang; realisme utopis mengombinasikan "pembukaan jendela" bagi masa depan dengan analisis kecenderungan institusional yang terus berlanjut di mana masa depan politis menjadi imanen dalam kehadirannya. Dengan membahas hubungan antara modernitas dengan transformasi ruang dan wakti secara mendalam, Giddens memulai kajian buku buku ini.